Wednesday, December 26, 2012

Mengatasi Insomnia


Insomnia adalah gejala/kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.

Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.

Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah. Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.

Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.

Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
  •    Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
  •   Bekerja pada malam hari.
  •  Sering berubah-ubah jam kerja.
  •  Penggunaan alkohol yang berlebihan.
  •  Efek samping obat (kadang-kadang).
  •  Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).

Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh American Cancer Society menemukan bahwa mereka yang dilaporkan tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. 

Pengobatan Alami Insomnia
Ekstrak kulit manggis terkenal berkhasiat dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, sedangkan buah noni atau mengkudu memiliki banyak manfaat salah satunya meredakan stress dan menenangkan syaraf. Kombinasi inilah yang akan membantu penderita insomnia untuk dapt lebih cepat beristirahat di malam hari. Sedangkan khasiat rosella, jus apel dan madu akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga pada sat bangun badan lebih segar dan tidak mudah sakit. Vitanosteen merupakan pilihan tepat untuk membantupenderita insomnia mengatasi keluhan tidurnya. Diimbangi dengan olahraga teratur dan gaya hidup sehat maka dengan segera anda dapat terbebas dari insomnia.

No comments:

Post a Comment